Woensdag 27 Maart 2013

laporan praktikum biologi mikroskop


BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Mikroskop (bahasa Yunani: micros = kecil dan scopein = melihat) adalah sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata kasar. Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini disebut mikroskopi, dan kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh mata (Anonim 2005: 3).
Mikroskop terbagi dua mikroskop cahaya dan mikroskop elektron. Mikroskop elektron yaitu mikroskop yang mampu membesarkan preparat terperinci dengan kuasa gandaan yang tinggi disebabkan penggunaan elektron dan bukannya cahaya untuk menyebar merata, pembesaran sehingga 500,000 kali ganda. Mikroskop elektron pertama ditemukan oleh Ernst Ruska dan Max Knoll pada tahun 1931. Mikroskop elektron ini telah dikembangkan sejak 1950 an dan mendapatkan kemajuan besar dalam bidang Sains. Kelebihan pancaran elektron adalah ia mempunyai jarak gelombang lebih kecil, yang menghasilkan resolusi lebih tinggi ukuran betapa hampir dua benda boleh mendekati sebelum dilihat sebagai satu (Yekti 1994: 21)
 Mikroskop cahaya membenarkan resolusi sekitar 0.2 mikrometer, sementara mikroskop elektron mampu mempunyai resolusi serendah 0.1 nanometer. Pancaran elektron voltan tinggi dari katode ditumpukan oleh magnet pada spesimen. Ia kemudiannya dibesarkan melalui magnet sehingga ia menghentam plat gambar atau sensor sensitive cahaya yang memindahkan imej pada skrin komputer. Imej yang terhasil dikenali sebagai mikrograf elektron electron micrograph (EM). Mikroskop cahaya adalah mikroskop yang bergantung pada cahaya matahari ketelitian mikroskop cahaya kalah dibanding dengan mikroskop elektron (Anonim 2006: 3).
Mikroskop optik terdiri dari mikroskop ganda dan mikroskop binokular. Mikroskop binokular adalah menggunakan dua bahagian mata (atau kadang kala dua mikroskop lengkap) untuk memberikan sudut pandangan berbeda sedikit kepada mata kiri dan kanan. Dengan cara ini dapat menghasilkan pandangan tiga dimensi. Mikroskop binokular sering digunakan untuk mengkaji permukaan spesimen. Mikroskop ganda merupakan mikroskop yang mempunyai kaca dengan jarak fokus dekat sebagai objectif, dan kaca tunggal sebagai bagian mata atau okular (Anonim 2006: 1).
Jenis paling umum dari mikroskop, dan yang pertama diciptakan, adalah mikroskop optik. Mikroskop ini merupakan alat optik yang terdiri dari satu atau lebih lensa yang memproduksi gambar yang diperbesar dari sebuah benda yang ditaruh di bidang fokal dari lensa tersebut. Macam asas akan termasuk mikroskop optik, mikroskop elektron dan X- mikroskopsinar ( Kuswati 2007: 15).
Kebanyakan biasanya bekas mikroskop adalah mikroskop majemuk dan terdiri atas tiga macam lensa sistem, antaranya : Sistem lensa kondensor yaitu terjadi di bawah sampel dan fungsinya adalah koleksi dan   menyetel, Sisa sistem lensa obyektif dekat dan di atas sampel, menghasilkan dan membesarkan tamsilan sampel, Mata potong lensa sistem atau occular sisa sistem lensa dekat mata pengamat dan memperbesar dan membentuk tamsilan (yang sekunder di antara citra pokok) dulunya dihasilkan oleh tujuan. Berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibagi menjadi dua, yaitu, mikroskop cahaya dan mikroskop electron (Anonim 2008: 2).
Mikroskop cahaya sendiri dibagi lagi menjadi dua kelompok besar, yaitu berdasarkan kegiatan pengamatan dan kerumitan kegiatan pengamatan yang dilakukan. Berdasarkan kegiatan pengamatannya, mikroskop cahaya dibedakan menjadi mikroskop diseksi untuk mengamati bagian permukaan dan mikroskop monokuler dan binokuler untuk mengamati bagian dalam sel. Mikroskop monokuler merupakan mikroskop yang hanya memiliki 1 lensa okuler dan binokuler memiliki 2 lensa okuler.  Berdasarkan kerumitan kegiatan pengamatan yang dilakukan, mikroskop dibagi  menjadi 2 bagian, yaitu mikroskop sederhana (yang umumnya digunakan pelajar) dan mikroskop riset  atau mikroskop dark-field,  fluoresens,  fase kontras, Nomarski DIC,  dan  konfokal (Anonim 2005: 2).
Ada dua bagian utama yang umumnya menyusun mikroskop. Bagian optik, yang terdiri dari kondensor, lensa objektif, dan lensa okuler, Bagian non-optik, yang terdiri dari kaki dan lengan mikroskop, diafragma, meja objek, pemutar halus dan kasar, penjepit kaca objek, dan sumber cahaya. Tujuan mikroskop cahaya dan elektron adalah menghasilkan bayangan dari benda yang dimikroskop lebih besar (Rahma 1999: 3).
Secara garis besar lensa objektif menghasilkan suatu bayangan sementara yang mempunyai sifat semu, terbalik, dan diperbesar terhadap posisi benda mula-mula, lalu yang menentukan sifat bayangan akhir selanjutnya adalah lensa okuler. Pada mikroskop cahaya, bayangan akhir mempunyai sifat yang sama seperti bayangan sementara, semu, terbalik, dan lebih lagi diperbesar. Pada mikroskop elektron bayangan akhir mempunyai sifat yang sama seperti gambar benda nyata, sejajar, dan diperbesar. Jika seseorang yang menggunakan mikroskop cahaya meletakkan huruf A di bawah mikroskop, maka yang ia lihat adalah huruf A yang terbalik dan diperbesar  (Rahma 1999: 3).
Mikroskop pada prinsipnya adalah alat pembesar yang terdiri dari dua lensa cembung yaitu sebagai lensa objektif (dekat dengan mata) dan lensa okuler (dekat dengan benda). Baik objektif maupun okuler dirancang untuk perbesaran yang berbeda. Lensa objektif biasanya dipasang pada roda berputar,yang disebut gagang putar (Volk 1984: 1).
Berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibagi menjadi dua, yaitu, mikroskop cahaya dan mikroskop elektron. Mikroskop cahaya sendiri dibagi lagi menjadi dua kelompok besar, yaitu berdasarkan kegiatan pengamatan dan kerumitan kegiatan pengamatan yang dilakukan. Berdasarkan kegiatan pengamatannya, mikroskop  cahaya  dibedakan menjadi mikroskop diseksi untuk mengamati bagian permukaan dan mikroskop monokuler dan binokuler untuk mengamati bagian dalam sel. Mikroskop monokuler  merupakan  mikroskop yang hanya memiliki 1 lensa okuler dan binokuler memiliki 2 lensa okuler.   Berdasarkan kerumitan kegiatan pengamatan yang  dilakukan,  mikroskop  dibagi menjadi  2  bagian,  yaitu  mikroskop sederhana  dan  mikroskop  riset   (Suwasono, 1987).

1.2         Tujuan Paktikum
Untuk mengetahui bagian-bagian mikroskop dan fungsi dari tiap-tiap bagian pada mikroskop serta cara penggunaannya.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Mikroskop merupakan salah satu alat penting dalam kegiatan biologi. Dengan menggunakan mikroskop kita dapat mengamati dengan jelas benda-benda yang ukurannya mikropis. Karena mikroskop ini mempunyai lensa-lensa yang mampu memperbesar benda tersebut. Pembesaran benda yang diamati menggunakan  mikroskop  adalah  pembesaran  dari  lensa  okuler  x  pembesaran dari  lensa  objektif.  Misalnya,  bila  diamati  menggunakan  lensa okuler  10 x dan lensa objektif 10 x maka benda yang diamati diperbesar 10 x 10 = 100 x. Mikroskop berasal dari bahasa Yunani,  yaitu mikro: kecil dan skopos = tujuan yang dapat.  Jadi  dapat  diartikan sebagai bahwa mikroskop adalah alat optik yang memiliki tujuan untuk mengamati  objek  yang berukuran kecil  atau  mikro (Sitti & Nawangsari 1999: 18).
Ada dua jenis mikroskop berdasarkan pada kenampakan obyek yang diamati, yaitu mikroskop dua dimensi (mikroskop cahaya) dan mikroskop tiga dimensi (mikroskop stereo). Sedangkan berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibedakan menjadi mikroskop cahaya dan mikroskop elektron. sedangkan berdasarkan sistem pencahayaannya mikroskop menjadi dua yaitu miktroskop optik dan mikroskop non optik ( Rizkan 1999: 5).
A.      Mikroskop Cahaya
Mikroskop cahaya mempunyai perbesaran maksimum 1000 kali. Mikroskop mempunyai kaki yang berat dan kokoh dengan tujuan agar dapat berdiri dengan stabil. Mikroskop cahaya memiliki tiga sistem lensa, yaitu lensa obyektif, lensa okuler, dan kondensor. Lensa obyektif dan lensa okuler terletak pada kedua ujung tabung mikroskop. Lensa okuler pada mikroskop bisa berbentuk lensa tunggal (monokuler) atau ganda (binokuler). Pada ujung bawah mikroskop terdapat tempat dudukan lensa obyektif yang bisa dipasangi tiga lensa atau lebih. Di bawah tabung mikroskop terdapat meja mikroskop yang merupakan tempat preparat. Sistem lensa yang ketiga adalah kondensor. Kondensor berperan untuk menerangi obyek dan lensa-lensa mikroskop yang lain (Ahmad 2002: 2).
 Pada mikroskop konvensional, sumber cahaya masih berasal dari sinar matahari yang dipantulkan dengan suatu cermin datar ataupun cekung yang terdapat dibawah kondensor. Cermin ini akan mengarahkan cahaya dari luar kedalam kondensor. Pada mikroskop modern sudah dilengkapi lampu sebagai pengganti sumber cahaya matahari. Lensa obyektif bekerja dalam pembentukan bayangan pertama. Lensa ini menentukan struktur dan bagian renik yang akan terlihat pada bayangan akhir (Marthen 2007: 1).
Nilai apertura adalah ukuran daya pisah suatu lensa obyektif yang akan menentukan daya pisah spesimen, sehingga mampu menunjukkan struktur renik yang berdekatan sebagai dua benda yang terpisah. Lensa okuler, merupakan lensa mikroskop yang terdapat di bagian ujung atas tabung, berdekatan dengan mata pengamat. Lensa ini berfungsi untuk memperbesar bayangan yang dihasilkan oleh lensa obyektif. Lensa kondensor, berfungsi untuk mendukung terciptanya pencahayaan pada obyek yang akan difokus, sehingga bila pengaturannya tepat akan diperoleh daya pisah maksimal. Jika daya pisah kurang maksimal, dua benda akan tampak menjadi satu. Perbesaran akan kurang bermanfaat jika daya pisah mikroskop kurang baik (Anonim 2006: 1).
Susunan Mikroskop Mikroskop adalah alat optik untuk mengamati benda- benda yang sangat kecil, misalnya rambut, bakteri, dan selsehingga tampak jelas. Mikroskop sederhana terdiri daridua buah lensa positif (cembung). Lensa positif yang berdekatan dengan mata disebut lensa okuler. Lensa ini berfungsi sebagai lup. Lensa positif yang berdekatan dengan bendadisebut lensa objektif.Jarak titik api lensa objektiflebih kecil dari padajarak titik api lensa okuler. Bayangan yang dihasilkan bersifat nyata, diperbesar, dan terbalik. Bayangan ini akan menjadi bendabagi lensa okuler (Ahmad 2002: 2).
Sifat bayangan yang yang dihasilkan lensa okulerini adalah maya, diperbesar, dan terbalik dari pertama. Bayangn ini merupakan bayangan akhir dari mikroskop yang kita lihat. Perkembangan Mikroskop Suatu objek yang diamati di bawah mikroskopdapat diabadikan dengan kamera. Biaasanya mikroskop majemuk yang mempunyai dua lensa okuler dilengkapiengan bagian lensa untuk kamera. Teknologi hasil karya manusia setiap waktu selalu mengalami perkembangan. Mikroskop sederhana dan beberapa mikroskop optik lainnya hanya mampu memperbesar benda dari sekitar 100-1000 kali, sedangkan teknologi mikroskop elektron dapat menghasilakn perbesaran hingga 1.000.000 kali (Ahmad 2002: 2).
 Berdasarkan sistem pencahayaannya mikroskop dibagi menjadi dua yaitu mikroskop optikdan mikroskop bukan optik. a. Mikroskop optik, yaitu mikroskop yang proses perbesaran benda menggunakan cahaya biasa (cahaya tampak). Jenis- jenis mikroskop optik antara lain mikroskop majemuk, mikroskop binokuler (dua lensa okuler), mikroskop binokuler stereoskopi yang menghasilkan gambar 3 dimensi, dan mikroskop ultraviolet. b. Mikroskop bukan optik, yaitu mikroskop yang memperbesar benda dengan bantuan radiasi panjang gelombang sinar pendek. (Marthen 2007: 1).
B.      Mikroskop Stereo
Mikroskop stereo merupakan jenis  mikroskop  yang  hanya  bisa digunakan untuk benda yang berukuran relatif besar. Mikroskop stereo mempunyai perbesaran 7 hingga 30 kali. Komponen  utama  mikroskop  stereo hampir  sama  dengan  mikroskop  cahaya. Lensa terdiri atas lensa okuler  dan lensa  obyektif. Beberapa  perbedaan dengan  mikroskop cahaya  adalah:  (1) ruang ketajaman lensa mikroskop stereo  jauh lebih tinggi dibandingkan dengan  mikroskop  cahaya  sehingga  kita dapat melihat bentuk tiga dimensi benda yang diamati, (2) sumber cahaya berasal dari atas sehingga obyek yang tebal dapat diamati (Marthen 2007: 1).
Perbesaran lensa okuler biasanya 10 kali, sedangkan lensa obyektif menggunakan sistem zoom dengan perbesaran antara 0,7 hingga 3 kali, sehingga perbesaran total obyek maksimal 30 kali. Pada bagian bawah mikroskop terdapat meja preparat. Pada daerah dekat lensa obyektif terdapat lampu yang dihubungkan dengan transformator. Pengatur fokus obyek terletak disamping tangkai mikroskop, sedangkan pengatur perbesaran terletak diatas pengatur fokus (Anonim  2006: 1).
C.      Mikroskop Elektron
Mikroskop elektron adalah sebuah mikroskop yang mampu untuk melakukan pembesaran objek sampai 2 juta kali, yang menggunakan elektro statik dan elektro magnetik untuk mengontrol pencahayaan dan tampilan gambar serta memiliki kemampuan pembesaran objek serta resolusi yang jauh lebih bagus daripada mikroskop cahaya. Mikroskop elektron ini menggunakan jauh lebih banyak energi dan radiasi elektromagnetik yang lebih pendek dibandingkan mikroskop cahaya. Sebagai gambaran mengenai mikroskop elektron kita uraikan sedikit dalam buku ini (Ahmad 2002: 3).
Mikroskop elektron mempunyai perbesaran sampai 100 ribu kali, elektron digunakan sebagai pengganti cahaya. Mikroskop elektron mempunyai dua tipe, yaitu mikroskop elektron scanning (SEM) dan mikroskop elektron transmisi (TEM). SEM digunakan untuk studi detil arsitektur permukaan sel (atau struktur renik lainnya), dan obyek diamati secara tiga dimensi. Sedangkan TEM digunakan untuk mengamati struktur detil internal sel (Anonim 2006: 1).

Menurut Anonim (2006: 1) Jenis-jenis mikroskop elektro, adalah dijelaskan sebagai berikut:

a.              Mikroskop transmisi elektron (TEM)

Mikroskop transmisi elektron (Transmission electron microscope-TEM)adalah sebuah mikroskop elektron yang cara kerjanya mirip dengan cara kerja proyektor slide, di mana elektron ditembuskan ke dalam obyek pengamatan dan pengamat mengamati hasil tembusannya pada layar sel (Rahma 1999: 1).

b.             Mikroskop pemindai transmisi elektron (STEM)

Mikroskop pemindai transmisi elektron (STEM)adalah merupakan salah satu tipe yang merupakan hasil pengembangan dari mikroskop transmisi elektron (TEM). Pada sistem STEM ini, electron menembus spesimen namun sebagaimana halnya dengan cara kerja SEM membentuk gambar seperti yang dihasilkan oleh CRT pada televisi / monitor (Rahma 1999:1).

c.           Mikroskop pemindai elektron (SEM)

Mikroskop pemindai elektron (SEM) yang digunakan untuk studi detil arsitektur permukaan sel (atau struktur jasad renik lainnya), dan obyek diamati secara tiga dimensi. Mikroskop terdiri dari dua lensa cembung, yaitu lensa obyektif (tetap/tidak dapat digeser) dan okuler atau dapat digeser, dan berfungsi sebagai lup  (Rahma  1999:1).
BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM


       3.1  Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari rabu, 22 September 2010 pada pukul 13.00 – 15.00 WIB. Bertempat di Laboratorium Zoologi, Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya, Indralaya.

3.2  Alat dan Bahan
                 Alat dan Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah mikroskop.

3.3 Cara Kerja
Cara kerja dalam praktikum yang berjudul Mikroskop dan Cara Penggunaannya adalah dengan membawa mikroskop menggunakan dua tangan, satu dibawah kaki mikroskop dan satu lagi memegang lengan mikroskop. Putar revolver sampai terdengar  klik, agar lensa objektif dengan pembesaran lemah tepat di tengah meja benda/ dibawah lensa objektif. Pasanglah preparat yang akan dilihat pada meja objek dengan posisi yang mantap. Nyalakan lampu mikroskop dan aturlah lampu/sinar sedemikian rupa sehingga jumlah sinar yang masuk semaksimal mungkin. Putarlah knop makromer sehingga lensa objektif dari meja/objek preparat atau turunkan meja bendanya jika makromernya pada meja benda.
Bukalah diagfragma sampai maksimum. Dengan melihat ke dalam okuler, aturlah cermin sedemikian rupa sehingga terlihat pandang yang terang. Letakkan sediaan yang diamati pada meja benda, kemudian turunkan teropong dengan hati-hati sampai ujung lensa objektif hampir menyentuh permukaan sediaan atau naikkan meja jika makromernya pada meja benda. Dengan melihat /membiik mata kelensa okuler, putarlah makromrter dengan perlahan-lahan dengan hati-hati sehingga bayangan spesimen pada sediaan tampak jelas. Untuk mencari bagian spesimen yang diinginkan maka geser sediaan sampai bertemu dan kemudian jepitlah sediaan sehingga tidak tergeser-geser.
Pertajam fokus spesimen dengan perlahan-perlahan memutar knop mikrometer. Jika bayangan nampak terlalu terang maka kurangi pembukaan diagfragma sedekit demi sedikit hingga lensa objektif yang dikehendaki tepat diatas spesimen. pada waktu mengganti lensa, jangan sampai ujung lensa menyentuh permukaan gelas penutup karena geseran itu akan menggore pada lensa objektif. Untuk melihat salah satu bagian preparat dengen jelas, dapat digunakan pembesaran lemah dengan lensa objektif pembesaran kuat.         
  
4.2     Pembahasan
Dari praktikum yang telah dilakukan, didapatkan hasil berupa mikroskop mempunyai bagian-bagiannya serta fungsi dari bagian-bagian tersebut, adapun bagian-bagian serta fungsinya, menurut (Anonim 2003: 1) menjelaskan bahwa Lensa okuler, yaitu lensa yang dekat dengan mata pengamat lensa ini berfungsi untuk membentuk bayangan maya, tegak, dan diperbesar dari lensa objektif. Lensa objektif, lensa ini berada dekat pada objek yang di amati, lensa ini  membentuk bayangan nyata, terbalik, di perbesar. Tabung Mikroskop (tubus), tabung ini berfungsi untuk mengatur fokus dan menghubungan lensa objektif dengan lensa okuler(junaidi 2004: 16)
 Tidak hanya itu dijelaskannya juga tentang Makrometer (pemutar kasar), makrometer berfungsi untuk menaik turunkan tabung mikroskop secara cepat. Mikrometer (pemutar halus), pengatur ini berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan mikroskop secara lambat, dan bentuknya lebih kecil daripada makrometer. Revolver, revolver berfungsi untuk mengatur perbesaran lensa objektif dengan cara memutarnya. Reflektor, terdiri dari dua jenis cermin yaitu cermin datar dan cermin cekung. Reflektor ini berfungsi untuk memantulkan cahaya dari cermin ke meja objek melalui lubang yang terdapat di meja objek dan menuju mata pengamat. Cermin datar digunakan ketika cahaya yang di butuhkan terpenuhi, sedangkan jika kurang cahaya maka menggunakan cermin cekung karena berfungsi untuk mengumpulkan cahaya(Anonim 2003: 11)
Ditambahnya lagi  kecuali  yang  dijelaskan  diatas  Diagfragma, berupa lubang-lubang yang ukurannya dari kecil sampai selebar lubang pada meja objek, berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk. Kondensor, kondensor berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang masuk, alat ini dapat putar dan di naik turunkan. Meja mikroskop, berfungsi sebagai tempat meletakkan objek yang akan di amati. Penjepit kaca, penjepit ini berfungsi untuk menjepit kaca yang melapisi objek agar tidak mudah bergeser. Lengan mikroskop, berfungsi sebagai pegangang pada mikroskop. Kaki mikroskop, berfungsi untuk menyangga atau menopang mikroskop. Sendi inklinasi (pengetur sudut), untuk mengatur sudut atau tegaknya mikroskop(Campabell 2005: 43)

Dari hasil percobaan dan penelitian yang telah dilaksanakan maka diperoleh hasil yaitu, mikroskop terdiri atas bagian-bagian yang masing-masing bagian tersebut mempunyai fungsi tersendiri. Menurut (Kuswati 2007: 3) Lensa okuler berfungsi untuk memperbesar bayangan yang bersifat maya dan tegak. Lensa objektif berfungsi untuk mengatur pembesaran ukuran untuk kekuatan 4x, 10x, 40x dan 100x. Kondensor berfungsi untuk mengatur bayangan yang akan diamati atau untuk menaikkan dan menurunkan kondensor. Reflektor berfungsi untuk menerima cahaya yang masuk atau dapat memperjelas cahaya yang akan datang. Tubuh mikroskop berfungsi untuk tempat terjadinya proses bayangan antara lensa objektif dengan lensa okuler(Suharno 1999: 345)
Tidak hanya iti makrofokus berfungsi untuk mengatur jarak okuler objektif sehingga tepat fokusnya secara kasar dan jelas. Mikrofokus berfungsi untuk mengatur jarak okuler sehingga tepat fokusnya secara tajam. Revolver berfungsi sebagai tempat lensa objektif. Meja objek berfungsi untuk meletakkan preparat yang akan diamati. Penjepit berfungsi untuk memperkokoh kedudukan preparat agar tidak goyang. Pengatur kondensor berfungsi sebagai pengatur letak lensa kondensor terhadap preparat. Pemegang(lengan) berfungsi untuk memegang mikroskop. Diafragma berfungsi mengatur cahaya yang masuk dalam mikroskop (kuswati 2004: 12)
Mikroskop cahaya merupakan suatu alat yang mempunyai bagian-bagian tertentu, yaitu terdiri dari alat-alat optik dan non optik yang digunakan untuk mengamati benda-benda yang mikroskopis dan transparan. Daya pisah adalah kemampuan mikroskop untuk secara jelas dan terpisah dalam membedakan dua titik yang berdekatan yang tanpa mikroskop terlihat sebagai satu titik dan dikatakan sebagai jarak terkecil diantara dua titik yang terlihat sebagai dua titik bukannya satu titik (Anonim 2003: 12)







DAFTAR PUSTAKA

Ahmad. 2002. Mikroskop-optik. http://kambing.ui.ac.id/bebas/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Fisika/0335%20Fis-3-3b.htm. Diakses pada tanggal 02 September 2010  pukul 15. 10 WIB.
Anonim. 2006. Mikroskop. http://id.shvoong.com/exact-sciences/physics/1672308-mikroskop/. Diakses pada tanggal 02 September 2010  pukul 15.00 WIB.
Kuswati. 2007. Sains Biologi 3 SMA/MA. Jakarta: Bumi Aksara
Rahma. 1999. Mikroskop-elektron. http://id.wikipedia.org. Diakses pada tanggal 02  September 2010 Pukul 15. 10 WIB.
Marthen.  2007. Mikroskop. http://id.wikipedia.org/wiki/Mikroskop_elektronMikroskop elektron. Diakses pada tanggal 02 September 2010 pukul 15. 10 WIB.
Rahma. 1999. Mikroskop-elektron. http://id.wikipedia.org. Diakses pada tanggal 02  September 2010 Pukul 15. 10 WIB.
Rizkan. 1999. Mikroskop. http://ichan-rizkan.com/mikroskop-dan-jenisnya. Diakses pada tanggal 02 September 2010 pukul 15. 10 WIB.

Soetarmi, Sitti & Nawangsari.1999. IPA biologi. Jakarta: Erlangga. Diakses pada tanggal 02 September 2010 pukul 15. 10 WIB.

Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking