BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Mikroskop
(bahasa Yunani: micros = kecil dan scopein = melihat) adalah sebuah alat
untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata kasar. Ilmu
yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini disebut mikroskopi,
dan kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh mata (Anonim 2005: 3).
Mikroskop terbagi dua mikroskop cahaya dan
mikroskop elektron. Mikroskop elektron yaitu mikroskop yang mampu membesarkan
preparat terperinci dengan kuasa gandaan yang tinggi disebabkan penggunaan
elektron dan bukannya cahaya untuk menyebar merata, pembesaran sehingga 500,000
kali ganda. Mikroskop elektron pertama ditemukan oleh Ernst
Ruska dan Max Knoll pada tahun 1931. Mikroskop elektron ini telah dikembangkan
sejak 1950 an dan mendapatkan kemajuan besar dalam bidang Sains. Kelebihan
pancaran elektron adalah ia mempunyai jarak gelombang lebih kecil, yang
menghasilkan resolusi lebih tinggi ukuran betapa hampir dua benda boleh
mendekati sebelum dilihat sebagai satu (Yekti 1994: 21)
Mikroskop cahaya membenarkan resolusi sekitar
0.2 mikrometer, sementara mikroskop elektron mampu mempunyai resolusi serendah
0.1 nanometer. Pancaran elektron voltan tinggi dari katode ditumpukan oleh
magnet pada spesimen. Ia kemudiannya dibesarkan melalui magnet sehingga ia
menghentam plat gambar atau sensor sensitive cahaya yang memindahkan imej pada
skrin komputer. Imej yang terhasil dikenali sebagai mikrograf elektron electron
micrograph (EM). Mikroskop
cahaya adalah mikroskop yang bergantung pada cahaya matahari ketelitian
mikroskop cahaya kalah dibanding dengan mikroskop elektron (Anonim 2006: 3).
Mikroskop
optik terdiri dari mikroskop ganda dan mikroskop binokular. Mikroskop binokular
adalah menggunakan dua bahagian mata (atau kadang kala dua mikroskop lengkap) untuk
memberikan sudut pandangan berbeda sedikit kepada mata kiri dan kanan. Dengan cara ini dapat menghasilkan
pandangan tiga dimensi. Mikroskop
binokular sering digunakan untuk mengkaji permukaan spesimen. Mikroskop ganda
merupakan mikroskop yang mempunyai kaca dengan jarak fokus dekat sebagai
objectif, dan kaca tunggal sebagai bagian mata atau okular (Anonim 2006: 1).
Jenis paling umum dari
mikroskop, dan yang pertama diciptakan, adalah mikroskop optik. Mikroskop ini merupakan
alat optik yang terdiri dari satu atau lebih lensa yang memproduksi gambar yang
diperbesar dari sebuah benda yang ditaruh di bidang fokal dari lensa tersebut. Macam asas akan
termasuk mikroskop optik, mikroskop elektron dan X- mikroskopsinar ( Kuswati 2007: 15).
Kebanyakan biasanya bekas
mikroskop adalah mikroskop majemuk dan terdiri atas tiga macam lensa sistem, antaranya : Sistem
lensa kondensor yaitu
terjadi di bawah sampel dan fungsinya adalah koleksi dan menyetel, Sisa
sistem lensa obyektif dekat dan di atas sampel, menghasilkan dan membesarkan tamsilan
sampel, Mata potong lensa
sistem atau occular sisa sistem lensa dekat mata pengamat dan memperbesar dan
membentuk tamsilan (yang sekunder di antara citra pokok) dulunya dihasilkan
oleh tujuan. Berdasarkan
sumber cahayanya, mikroskop dibagi menjadi dua, yaitu, mikroskop cahaya dan
mikroskop electron (Anonim 2008: 2).
Mikroskop cahaya
sendiri dibagi lagi menjadi dua kelompok besar, yaitu berdasarkan kegiatan
pengamatan dan kerumitan kegiatan pengamatan yang dilakukan. Berdasarkan kegiatan
pengamatannya, mikroskop cahaya dibedakan menjadi mikroskop diseksi untuk
mengamati bagian permukaan dan mikroskop monokuler dan binokuler untuk
mengamati bagian dalam sel. Mikroskop monokuler merupakan mikroskop yang hanya
memiliki 1 lensa okuler dan binokuler memiliki 2 lensa okuler. Berdasarkan
kerumitan kegiatan pengamatan yang dilakukan, mikroskop dibagi menjadi 2 bagian, yaitu mikroskop sederhana
(yang umumnya digunakan pelajar) dan mikroskop riset atau mikroskop
dark-field, fluoresens, fase kontras, Nomarski DIC, dan
konfokal (Anonim 2005: 2).
Ada dua bagian utama
yang umumnya menyusun mikroskop. Bagian optik, yang terdiri dari kondensor, lensa
objektif, dan lensa okuler, Bagian
non-optik, yang terdiri dari kaki dan lengan mikroskop, diafragma, meja objek,
pemutar halus dan kasar, penjepit kaca objek, dan sumber cahaya. Tujuan mikroskop cahaya
dan elektron adalah menghasilkan bayangan dari benda yang dimikroskop lebih
besar (Rahma 1999: 3).
Secara garis besar
lensa objektif menghasilkan suatu bayangan sementara yang mempunyai sifat semu,
terbalik, dan diperbesar terhadap posisi benda mula-mula, lalu yang menentukan
sifat bayangan akhir selanjutnya adalah lensa okuler. Pada mikroskop cahaya,
bayangan akhir mempunyai sifat yang sama seperti bayangan sementara, semu,
terbalik, dan lebih lagi diperbesar. Pada mikroskop elektron bayangan akhir
mempunyai sifat yang sama seperti gambar benda nyata, sejajar, dan diperbesar.
Jika seseorang yang menggunakan mikroskop cahaya meletakkan huruf A di bawah
mikroskop, maka yang ia lihat adalah huruf A yang terbalik dan diperbesar (Rahma
1999: 3).
Mikroskop
pada prinsipnya adalah alat pembesar yang terdiri dari dua lensa cembung yaitu
sebagai lensa objektif (dekat dengan mata) dan lensa okuler (dekat dengan
benda). Baik objektif maupun okuler dirancang untuk perbesaran yang berbeda.
Lensa objektif biasanya dipasang pada roda berputar,yang disebut gagang putar
(Volk 1984: 1).
Berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibagi menjadi dua,
yaitu, mikroskop cahaya
dan mikroskop elektron. Mikroskop cahaya
sendiri dibagi lagi menjadi dua kelompok besar, yaitu berdasarkan kegiatan
pengamatan dan kerumitan kegiatan pengamatan yang dilakukan. Berdasarkan
kegiatan pengamatannya, mikroskop cahaya
dibedakan menjadi mikroskop diseksi
untuk mengamati bagian permukaan dan mikroskop monokuler dan binokuler untuk mengamati bagian
dalam sel. Mikroskop monokuler merupakan
mikroskop yang hanya memiliki 1 lensa
okuler dan binokuler memiliki 2 lensa okuler. Berdasarkan kerumitan kegiatan pengamatan yang dilakukan,
mikroskop dibagi menjadi 2 bagian,
yaitu mikroskop sederhana dan mikroskop
riset
(Suwasono, 1987).
1.2
Tujuan
Paktikum
Untuk mengetahui
bagian-bagian mikroskop dan fungsi dari tiap-tiap bagian pada mikroskop serta
cara penggunaannya.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
Mikroskop merupakan salah satu
alat penting dalam kegiatan biologi. Dengan menggunakan mikroskop kita dapat
mengamati dengan jelas benda-benda yang ukurannya mikropis. Karena mikroskop ini
mempunyai lensa-lensa yang mampu memperbesar benda tersebut. Pembesaran benda
yang diamati menggunakan mikroskop adalah
pembesaran dari
lensa okuler
x pembesaran
dari lensa objektif. Misalnya,
bila diamati menggunakan lensa okuler
10 x dan lensa objektif 10 x maka benda yang diamati diperbesar 10 x 10
= 100 x. Mikroskop
berasal dari bahasa Yunani, yaitu mikro: kecil dan skopos = tujuan yang dapat. Jadi dapat diartikan
sebagai bahwa mikroskop adalah alat optik yang memiliki tujuan untuk mengamati objek yang berukuran kecil atau mikro (Sitti
& Nawangsari 1999: 18).
Ada dua
jenis mikroskop berdasarkan pada kenampakan obyek yang diamati, yaitu mikroskop
dua dimensi (mikroskop cahaya) dan mikroskop tiga dimensi (mikroskop stereo).
Sedangkan berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibedakan menjadi mikroskop
cahaya dan mikroskop elektron. sedangkan
berdasarkan sistem pencahayaannya mikroskop menjadi dua yaitu miktroskop optik
dan mikroskop non optik ( Rizkan 1999: 5).
A. Mikroskop Cahaya
Mikroskop cahaya mempunyai perbesaran maksimum 1000 kali. Mikroskop
mempunyai kaki yang berat dan kokoh dengan tujuan agar dapat berdiri dengan
stabil. Mikroskop cahaya memiliki tiga sistem lensa, yaitu lensa obyektif,
lensa okuler, dan kondensor. Lensa obyektif dan lensa okuler terletak pada
kedua ujung tabung mikroskop. Lensa okuler pada mikroskop bisa berbentuk lensa
tunggal (monokuler) atau ganda
(binokuler). Pada ujung bawah
mikroskop terdapat tempat dudukan lensa obyektif yang bisa dipasangi tiga lensa
atau lebih. Di bawah tabung mikroskop terdapat meja mikroskop yang merupakan
tempat preparat. Sistem lensa yang ketiga adalah kondensor. Kondensor berperan
untuk menerangi obyek dan lensa-lensa mikroskop yang lain (Ahmad 2002:
2).
Pada mikroskop konvensional, sumber cahaya
masih berasal dari sinar matahari yang dipantulkan dengan suatu cermin datar
ataupun cekung yang terdapat dibawah kondensor. Cermin ini akan mengarahkan
cahaya dari luar kedalam kondensor. Pada mikroskop modern sudah dilengkapi
lampu sebagai pengganti sumber cahaya matahari. Lensa obyektif bekerja dalam
pembentukan bayangan pertama. Lensa ini menentukan struktur dan bagian renik
yang akan terlihat pada bayangan akhir (Marthen 2007: 1).
Nilai apertura adalah ukuran daya
pisah suatu lensa obyektif yang akan menentukan daya pisah spesimen, sehingga
mampu menunjukkan struktur renik yang berdekatan sebagai dua benda yang
terpisah. Lensa okuler, merupakan lensa mikroskop yang terdapat di bagian ujung
atas tabung, berdekatan dengan mata pengamat. Lensa ini berfungsi untuk
memperbesar bayangan yang dihasilkan oleh lensa obyektif. Lensa kondensor,
berfungsi untuk mendukung terciptanya pencahayaan pada obyek yang akan difokus,
sehingga bila pengaturannya tepat akan diperoleh daya pisah maksimal. Jika daya pisah kurang maksimal, dua benda akan
tampak menjadi satu. Perbesaran akan kurang bermanfaat jika daya pisah
mikroskop kurang baik (Anonim 2006: 1).
Susunan Mikroskop Mikroskop adalah alat optik untuk mengamati
benda- benda yang sangat kecil, misalnya rambut, bakteri, dan selsehingga tampak
jelas. Mikroskop sederhana terdiri daridua buah lensa positif (cembung). Lensa
positif yang berdekatan dengan mata disebut lensa okuler. Lensa ini berfungsi
sebagai lup. Lensa positif yang berdekatan dengan bendadisebut lensa
objektif.Jarak titik api lensa objektiflebih kecil dari padajarak titik api
lensa okuler. Bayangan yang dihasilkan bersifat nyata, diperbesar, dan
terbalik. Bayangan ini akan menjadi bendabagi lensa okuler (Ahmad 2002: 2).
Sifat bayangan yang yang dihasilkan lensa okulerini adalah
maya, diperbesar, dan terbalik dari pertama. Bayangn ini merupakan bayangan
akhir dari mikroskop yang kita lihat. Perkembangan Mikroskop Suatu objek yang
diamati di bawah mikroskopdapat diabadikan dengan kamera. Biaasanya mikroskop
majemuk yang mempunyai dua lensa okuler dilengkapiengan bagian lensa untuk
kamera. Teknologi hasil karya manusia setiap waktu selalu mengalami
perkembangan. Mikroskop sederhana dan beberapa mikroskop optik lainnya hanya
mampu memperbesar benda dari sekitar 100-1000 kali, sedangkan teknologi
mikroskop elektron dapat menghasilakn perbesaran hingga 1.000.000 kali (Ahmad
2002: 2).
Berdasarkan sistem pencahayaannya mikroskop
dibagi menjadi dua yaitu mikroskop optikdan mikroskop bukan optik. a. Mikroskop
optik, yaitu mikroskop yang proses perbesaran benda menggunakan cahaya biasa
(cahaya tampak). Jenis- jenis mikroskop optik antara lain mikroskop majemuk,
mikroskop binokuler (dua lensa okuler), mikroskop binokuler stereoskopi yang
menghasilkan gambar 3 dimensi, dan mikroskop ultraviolet. b. Mikroskop bukan
optik, yaitu mikroskop yang memperbesar benda dengan bantuan radiasi panjang
gelombang sinar pendek. (Marthen 2007: 1).
B. Mikroskop Stereo
Mikroskop stereo merupakan jenis mikroskop yang hanya bisa
digunakan untuk benda yang berukuran relatif besar. Mikroskop stereo mempunyai perbesaran 7 hingga 30 kali. Komponen utama mikroskop
stereo hampir sama dengan
mikroskop cahaya. Lensa terdiri atas lensa okuler dan lensa obyektif. Beberapa perbedaan dengan mikroskop cahaya adalah: (1) ruang ketajaman lensa mikroskop stereo jauh lebih tinggi dibandingkan dengan mikroskop cahaya sehingga kita dapat melihat bentuk tiga dimensi benda
yang diamati, (2) sumber cahaya berasal dari atas sehingga obyek yang tebal
dapat diamati (Marthen 2007: 1).
Perbesaran lensa okuler biasanya 10
kali, sedangkan lensa obyektif menggunakan sistem zoom dengan perbesaran antara 0,7 hingga 3 kali, sehingga
perbesaran total obyek maksimal 30 kali. Pada bagian bawah mikroskop terdapat
meja preparat. Pada daerah dekat lensa obyektif terdapat lampu yang dihubungkan
dengan transformator. Pengatur fokus obyek terletak disamping tangkai
mikroskop, sedangkan pengatur perbesaran terletak diatas pengatur fokus (Anonim
2006: 1).
C. Mikroskop
Elektron
Mikroskop
elektron adalah sebuah mikroskop yang mampu untuk melakukan pembesaran objek sampai 2 juta
kali, yang menggunakan elektro statik dan elektro magnetik untuk mengontrol pencahayaan dan tampilan gambar serta
memiliki kemampuan pembesaran objek serta resolusi yang jauh lebih bagus
daripada mikroskop cahaya. Mikroskop elektron ini menggunakan jauh lebih banyak energi dan radiasi elektromagnetik yang lebih
pendek dibandingkan mikroskop cahaya. Sebagai gambaran mengenai mikroskop elektron kita uraikan
sedikit dalam buku ini (Ahmad 2002: 3).
Mikroskop elektron mempunyai perbesaran sampai 100 ribu kali,
elektron digunakan sebagai pengganti cahaya. Mikroskop elektron mempunyai dua
tipe, yaitu mikroskop elektron scanning (SEM) dan mikroskop elektron transmisi (TEM). SEM digunakan untuk studi detil arsitektur permukaan sel (atau
struktur renik lainnya), dan obyek diamati secara tiga dimensi. Sedangkan TEM
digunakan untuk mengamati struktur detil internal sel (Anonim 2006: 1).
Menurut Anonim (2006: 1) Jenis-jenis
mikroskop elektro, adalah dijelaskan sebagai berikut:
a.
Mikroskop transmisi elektron (TEM)
Mikroskop transmisi elektron (Transmission electron microscope-TEM)adalah
sebuah mikroskop elektron yang cara kerjanya mirip dengan cara kerja proyektor slide, di mana elektron ditembuskan ke dalam obyek pengamatan dan
pengamat mengamati hasil tembusannya pada layar sel (Rahma 1999: 1).
b.
Mikroskop pemindai transmisi elektron (STEM)
Mikroskop pemindai transmisi elektron (STEM)adalah merupakan salah
satu tipe yang merupakan hasil pengembangan dari mikroskop transmisi elektron
(TEM). Pada sistem STEM ini, electron menembus spesimen namun sebagaimana
halnya dengan cara kerja SEM membentuk gambar seperti yang dihasilkan oleh CRT pada televisi / monitor (Rahma 1999:1).
c.
Mikroskop pemindai elektron (SEM)
Mikroskop pemindai elektron (SEM) yang digunakan untuk studi detil
arsitektur permukaan sel (atau struktur jasad renik lainnya), dan obyek diamati secara tiga dimensi. Mikroskop terdiri dari dua lensa cembung, yaitu lensa obyektif
(tetap/tidak dapat digeser) dan okuler atau dapat digeser, dan berfungsi
sebagai lup (Rahma 1999:1).
BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM
3.1
Waktu dan Tempat
Praktikum
ini dilaksanakan pada hari rabu, 22
September 2010 pada pukul 13.00 – 15.00 WIB. Bertempat di Laboratorium
Zoologi, Jurusan
Biologi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Sriwijaya, Indralaya.
3.2 Alat dan Bahan
Alat dan Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah mikroskop.
3.3
Cara Kerja
Cara kerja dalam praktikum yang berjudul Mikroskop dan Cara Penggunaannya
adalah dengan membawa mikroskop menggunakan dua tangan, satu dibawah kaki
mikroskop dan satu lagi memegang lengan mikroskop. Putar revolver sampai
terdengar klik, agar lensa objektif
dengan pembesaran lemah tepat di tengah meja benda/ dibawah lensa objektif. Pasanglah
preparat yang akan dilihat pada meja objek dengan posisi yang mantap. Nyalakan
lampu mikroskop dan aturlah lampu/sinar sedemikian rupa sehingga jumlah sinar
yang masuk semaksimal mungkin. Putarlah knop makromer sehingga lensa objektif
dari meja/objek preparat atau turunkan meja bendanya jika makromernya pada meja
benda.
Bukalah diagfragma sampai maksimum. Dengan melihat ke dalam okuler, aturlah
cermin sedemikian rupa sehingga terlihat pandang yang terang. Letakkan sediaan
yang diamati pada meja benda, kemudian turunkan teropong dengan hati-hati
sampai ujung lensa objektif hampir menyentuh permukaan sediaan atau naikkan
meja jika makromernya pada meja benda. Dengan melihat /membiik mata kelensa
okuler, putarlah makromrter dengan perlahan-lahan dengan hati-hati sehingga
bayangan spesimen pada sediaan tampak jelas. Untuk mencari bagian spesimen yang
diinginkan maka geser sediaan sampai bertemu dan kemudian jepitlah sediaan
sehingga tidak tergeser-geser.
Pertajam fokus spesimen dengan perlahan-perlahan memutar knop mikrometer. Jika
bayangan nampak terlalu terang maka kurangi pembukaan diagfragma sedekit demi
sedikit hingga lensa objektif yang dikehendaki tepat diatas spesimen. pada
waktu mengganti lensa, jangan sampai ujung lensa menyentuh permukaan gelas
penutup karena geseran itu akan menggore pada lensa objektif. Untuk melihat
salah satu bagian preparat dengen jelas, dapat digunakan pembesaran lemah
dengan lensa objektif pembesaran kuat.
4.2 Pembahasan
Dari praktikum yang telah
dilakukan, didapatkan hasil berupa mikroskop mempunyai bagian-bagiannya serta
fungsi dari bagian-bagian tersebut, adapun bagian-bagian serta fungsinya, menurut
(Anonim 2003: 1) menjelaskan bahwa Lensa
okuler, yaitu
lensa yang dekat dengan mata pengamat lensa ini berfungsi untuk membentuk
bayangan maya, tegak, dan diperbesar dari lensa objektif. Lensa objektif, lensa ini berada dekat pada objek
yang di amati, lensa ini membentuk bayangan nyata, terbalik, di perbesar. Tabung Mikroskop (tubus), tabung ini berfungsi untuk mengatur
fokus dan menghubungan lensa objektif dengan lensa okuler(junaidi 2004:
16)
Tidak hanya
itu dijelaskannya juga tentang Makrometer
(pemutar kasar), makrometer berfungsi untuk menaik turunkan tabung
mikroskop secara cepat. Mikrometer
(pemutar halus), pengatur ini berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan mikroskop secara
lambat, dan bentuknya lebih kecil daripada makrometer. Revolver, revolver
berfungsi untuk mengatur perbesaran lensa objektif dengan cara memutarnya. Reflektor, terdiri dari dua jenis cermin yaitu cermin datar dan
cermin cekung. Reflektor ini berfungsi untuk memantulkan cahaya dari cermin ke
meja objek melalui lubang yang terdapat di meja objek dan menuju mata pengamat.
Cermin datar digunakan ketika cahaya yang di butuhkan terpenuhi, sedangkan jika
kurang cahaya maka menggunakan cermin cekung karena berfungsi untuk
mengumpulkan cahaya(Anonim 2003: 11)
Ditambahnya lagi kecuali yang dijelaskan
diatas Diagfragma, berupa lubang-lubang yang
ukurannya dari kecil sampai selebar lubang pada meja objek, berfungsi
untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk. Kondensor, kondensor berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang masuk, alat ini dapat
putar dan di naik turunkan. Meja
mikroskop, berfungsi
sebagai tempat meletakkan objek yang akan di amati. Penjepit kaca, penjepit ini berfungsi untuk menjepit kaca yang melapisi objek agar tidak
mudah bergeser. Lengan mikroskop, berfungsi
sebagai pegangang pada mikroskop. Kaki
mikroskop, berfungsi
untuk menyangga atau menopang mikroskop. Sendi inklinasi (pengetur sudut), untuk mengatur sudut atau tegaknya mikroskop(Campabell
2005: 43)
Dari hasil percobaan dan
penelitian yang telah dilaksanakan maka diperoleh hasil yaitu, mikroskop
terdiri atas bagian-bagian yang masing-masing bagian tersebut mempunyai fungsi
tersendiri. Menurut (Kuswati
2007: 3) Lensa okuler berfungsi untuk
memperbesar bayangan yang bersifat maya dan tegak. Lensa objektif berfungsi
untuk mengatur pembesaran ukuran untuk kekuatan 4x, 10x, 40x dan 100x.
Kondensor berfungsi untuk mengatur bayangan yang akan diamati atau untuk
menaikkan dan menurunkan kondensor. Reflektor berfungsi untuk menerima cahaya
yang masuk atau dapat memperjelas cahaya yang akan datang. Tubuh mikroskop
berfungsi untuk tempat terjadinya proses bayangan antara lensa objektif dengan
lensa okuler(Suharno 1999: 345)
Tidak hanya iti makrofokus berfungsi untuk
mengatur jarak okuler objektif sehingga tepat fokusnya secara kasar dan jelas.
Mikrofokus berfungsi untuk mengatur jarak okuler sehingga tepat fokusnya secara
tajam. Revolver berfungsi sebagai tempat lensa objektif. Meja objek berfungsi
untuk meletakkan preparat yang akan diamati. Penjepit berfungsi untuk
memperkokoh kedudukan preparat agar tidak goyang. Pengatur kondensor berfungsi
sebagai pengatur letak lensa kondensor terhadap preparat. Pemegang(lengan)
berfungsi untuk memegang mikroskop. Diafragma berfungsi mengatur cahaya yang
masuk dalam mikroskop (kuswati 2004: 12)
Mikroskop cahaya merupakan suatu
alat yang mempunyai bagian-bagian tertentu, yaitu terdiri dari alat-alat optik
dan non optik yang digunakan untuk mengamati benda-benda yang mikroskopis dan
transparan. Daya pisah adalah kemampuan mikroskop untuk secara jelas dan
terpisah dalam membedakan dua titik yang berdekatan yang tanpa mikroskop
terlihat sebagai satu titik dan dikatakan sebagai jarak terkecil diantara dua
titik yang terlihat sebagai dua titik bukannya satu titik (Anonim 2003: 12)
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad. 2002. Mikroskop-optik. http://kambing.ui.ac.id/bebas/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Fisika/0335%20Fis-3-3b.htm. Diakses pada tanggal 02 September 2010 pukul 15. 10 WIB.
Anonim. 2006. Mikroskop. http://id.shvoong.com/exact-sciences/physics/1672308-mikroskop/. Diakses pada
tanggal 02 September 2010 pukul 15.00
WIB.
Kuswati. 2007. Sains
Biologi 3 SMA/MA. Jakarta: Bumi Aksara
Rahma. 1999. Mikroskop-elektron.
http://id.wikipedia.org.
Diakses pada tanggal 02 September 2010 Pukul 15. 10 WIB.
Marthen. 2007. Mikroskop. http://id.wikipedia.org/wiki/Mikroskop_elektronMikroskop
elektron. Diakses pada tanggal 02 September 2010 pukul 15. 10 WIB.
Rahma. 1999. Mikroskop-elektron.
http://id.wikipedia.org. Diakses pada tanggal 02
September 2010 Pukul 15. 10 WIB.
Rizkan. 1999. Mikroskop. http://ichan-rizkan.com/mikroskop-dan-jenisnya. Diakses pada
tanggal 02 September 2010 pukul 15. 10 WIB.
Soetarmi,
Sitti & Nawangsari.1999. IPA biologi. Jakarta: Erlangga. Diakses pada tanggal 02 September 2010 pukul 15. 10 WIB.
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking